Kerjasama Pertuni Sulsel dan Human Noble Dalam Acara Pelatihan Dongeng
Semua bisa bercerita! Seperti itulah yang ditanamkan oleh kak Mangga selaku instruktur pada acara pelatihan mendongeng pada Rabu (29/1), kemarin. Acara ini diselenggarakan oleh DPD Pertuni Sulawesi Selatan yang bekerjasama dengan Komunitas Human Noble Makassar.
Kegiatan berlangsung di Gedung Serbaguna Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia yang beralamat di Jl. Kapten Pierre Tendean Blok M No. 7, Ujungpandang Baru, Makassar. Acara dimoderatori oleh kak Isti selaku perwakilan dari Human Noble.
Mengawali pertemuan yang penuh semangat, kak Mangga mempersilahkan peserta untuk menyampaikan motivasinya dalam belajar mendongeng. Beberapa dari peserta mengaku kagum dan penasaran untuk bisa meniru suara-suara hewan, petir, dan angin yang biasa dilakukan oleh kak Mangga sendiri.
Menanggapi antusiasme kawan disabilitas netra, kak Mangga menjelaskan di dalam membawakan sebuah cerita hal yang paling utama adalah penguasaan cerita yang akan dibawakan.
Menurutnya, keterampilan meniru suara-suara seperti petir, hewan dan lainnya itu adalah hal yang dapat di nomor sekiankan. Pendongeng yang baik adalah mereka yang telah menguasai alur cerita sehingga dapat disampaikan sesuai pembawaannya.
"Dalam bercerita teman-teman tidak boleh berangkat dari keterampilan menirukan suara lain. Yang terpenting adalah ceritanya dapat kita pahami dan dapat disampaikan sesuai alurnya." jelasnya.
Dalam pelatihan tersebut peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B. Mulanya masing-masing peserta dalam kelompok A bertugas membawakan cerita kepada peserta kelompok B. Setelah itu, peserta kelompok B bertugas mencari teman lain untuk mendengarkan cerita dari peserta kelompok A yang disampaikan oleh kelompok B.
Sorak sorai peserta semakin menjadi tatkala melatih warna suara yang menurut kak Mangga berfungsi untuk membedakan tokoh dalam cerita.
"Jadi setelah menguasai cerita, teman-teman dapat melatih warna suara untuk membedakan tokoh besar dan kecil. Contoh pada cerita Kancil dan Buaya, si Kancil mempunyai warna suara kecil sementara Buaya mempunyai suara besar." terangnya.
Pelatihan tersebut berjalan selama dua jam. Di akhir acara, kak Mangga menyarankan para peserta agar lebih banyak mendengarkan dan menguasai cerita. Baik cerita fabel ataupun legenda.
"Sehabis dari sini, ayo teman-teman mulai mendengarkan cerita apa saja. Bisa mengingat-ingat tentang pengalaman lalu ataupun membaca kumpulan cerita yang bisa kita dapatkan dari berbagai sumber. Latihan improvisasi juga dapat kita perdalam setelah penguasaan cerita benar-benar telah kita lakukan. Dan itu sangat membantu jika pementasan cerita memiliki batasan waktu." tungkas kak Mangga sebagai penutup acara.
Post a Comment for "Kerjasama Pertuni Sulsel dan Human Noble Dalam Acara Pelatihan Dongeng"
Post a Comment