Eksistensi Aksara Braille di Era Digital

Penulis: Rizka Rustam

Peran teknologi dan penggunaan braille di masa kini adalah sebuah kekeliruan jika hendak dikomparasikan. Sebab keduanya merupakan kebutuhan dalam pengembangan diri bagi disabilitas netra, sang pembunuh stigma. Mulai dari dunia pendidikan, hingga merambah sampai ke dunia kerja.

Gambar Buku Braille, sumber: pexels.com

Kendati teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan pada zaman 4.0, namun mengakses aksara braille sebagai cara klasik untuk baca tulis masih sangat dibutuhkan bagi disabilitas netra. Sebab bagaimanapun, terdapat peran dan fungsi yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi mutakhir.

Hal ini didukung dengan sebuah bukti faktual bahwa kecanggihan pada fitur-fitur gawai yang ditawarkan kepada pengguna dapat membawa dampak adiktif yang merupakan salah satu pemicu besar terhadap penurunan minat baca tulis braille pada lingkaran disabilitas netra.

Lagipula, jika kita mencoba menarik kesimpulan dari sebuah analisis, ada beberapa contoh kongkrit yang bisa ditemukan terkait peran braille di era digital.

Merupakan Simbol Keunikan

Menulis dan membaca dengan meraba titik-titik timbul di atas kertas merupakan bagian terunik dari braille. Pasalnya, hal itu dianggap luar biasa bagi orang awas. Mereka takjub dan heran bila melihat demonsrasi menulis dan membaca. Sekali pun bagi kita menganggap itu sesuatu yang biasa.

Aksesibilitas Fisik dan Pelayanan di Tempat Umum

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas, yakni mewujudkan kesamaan dan kesempatan yang setara guna menciptakan ruang yang inklusif. Sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang menyediakan buku panduan keselamatan yang telah dialih aksarakan ke dalam huruf braille. Tentu dengan tujuan agar penumpang disabilitas netra bisa mengakses buku panduan keselamatan secara mandiri.

Berikutnya gedung atau tempat-tempat umum lainnya yang memiliki liff dan telah didesain sehingga menjadi aksesibel. Karena tombol nabigasi di dalamnya telah dilengkapi oleh angka-angka braille. Sehingga disabilitas netra dapat menggunakan lift yang ada di bangunan tersebut tentunya secara mandiri pula.

Membaca Alquran

Kemudahan dalam mengakses bacaan Quran sudah tak dapat diragukan lagi. Sebab begitu banyak sarana ataupun aplikasi yang memudahkan kita membaca dan mendengar murotal Quran dimana saja. Misalnya: aplikasi Quran di smart phone, murottal dalam bentu file Mp3 yang bisa diunduh secara Cuma-Cuma, bahkan ada Quran braille yang saya istilahkan sebagai semi digital. Karena alat itu memiliki satu buku yang berisi kode braille untuk mencari ayat dan surah.

Lalu kemudian ada alat yang panjangnya sekitar tiga puluh senti dilengkapi dengan kartu memori serta sensor. Cara menggunakannya cukup didekatkan pada kode yang terdapat dalam buku. Kemudian alat tersebut akan memutarkan file MP3 sesuai keinginan penggunanya.

Namun masih banyak teman-teman disabilitas netra yang membutuhkan dan menggunakan Quran braille. Hal ini bisa ditinjau dari berbagai insiden yang terjadi menyangkut informasi penyaluran Quran Braille. Contoh beberapa waktu yang lalu beredar sebuah berita hoax mengenai pembagian Quran braille secara Cuma-Cuma. Sehingga banyak yang merasa tertarik. Namun setelah diketahui bahwa kontak yang terdapat dalam informasi tersebut tidak dapat dihubungi, barulah terungkap bahwa itu hanyala berita bohong. Dan sampai saat ini belum terdapat fakta kongkrit terkait penawaran tersebut.

Berikut alasan mengapa teman-teman disabilitas netra masih setia membaca Quran braille:

  1. Lebih muda menghafal ketika dibaca langsung.
  2. Lebih mengerti panjang dan pendeknya suatu bacaan dengan mengacu kepada tanda-tanda baca.
  3. Jika didengar memang muda dihafalkan. Tapi akurasi kesesuaian huruf dan tanda baca lebih efektif jika dibaca.

Dan masih banyak alasan-alasan lain yang tak kalah menariknya dari uraian di atas.

Intinya adalah, teknologi tak bisa dipisahkan dari zaman 4.0. Namun penggunaan braille masih sangat dibutuhkan di lingkaran disabilitas netra. Sehingga eksistensinya tetap cemerlang hingga kini. Salam Inklusi dan tetaplah membaca! (* Edited by Ismail)

1 comment for "Eksistensi Aksara Braille di Era Digital"

Comment Author Avatar
Zelain yang telah disebutkan di atas, biasanya Braille saya gunakan untuk menulis unek unek dan dairy.