Memberdayakan Tunanetra di Tengah Masyarakat, Sebuah Tanggapan Untuk Tulisan Andi Asrul

MAKASSAR - Bermimpilah setinggi mungkin walau dalam keterbatasan. Demikianlah yang dituangkan dalam tulisan Andi Asrul, seorang tunanetra muda kelahiran Bone yang meraih posisi karya terbaik ke-III dalam Lomba Menulis Essay Akhir Tahun yang diselenggarakan oleh DPD PERTUNI Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Dirinya mengajak semuanya agar memanfaatkan teknologi yang semakin mempermudah proses pembelajaran.

Gambar Seseorang Mengetik di Atas Meja

Menurutnya, akses informasi yang dapat dilakukan hanya dengan ujung jari memberikan harapan untuk bermimpi apapun itu. Semuanya telah tersedia dalam jaringan. Mesin penelusuran Google kini mampu menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan manusia bahkan hanya dengan satu kali ucapan.

Memang benar bahwa perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam memperoleh informasi bahkan mempelajari sesuatu. Namun, sepertinya masih ada hal-hal tertentu yang belum bisa dipelajari hanya dengan memanfaatkan Google. Latihan mengasah hardskill dan softskill misalnya. Sekalipun tersedia banyak tutorial yang bisa didapatkan baik dalam Youtube, Blog, ataupun Instagram, latihan untuk mengolah diri masih sangat menentukan.

Latihan vokal masih dibutuhkan bagi para musisi, latihan menulis sangat menentukan perkembangan kemampuan content writer, latihan menguasai Microsoft Office masih diperlukan bagi pekerja administrasi, dan latihan public speaking sangat membantu mahasiswa, aktivis, dan pemangku kebijakan dalam berinteraksi di lingkungan sekitarnya. Sekalipun kemudahan dalam memperoleh bahan bacaan, referensi pembelajaran, namun yang sangat menentukan adalah latihan, latihan dan latihan.

Hal menarik yang disampaikan oleh pemuda bugis ini. Perjuangan meruntuhkan stigma negatif yang berkembang di masyarakat harus dilakukan. Menjadi berguna untuk orang sekitar dan terkhusus untuk keluarga adalah premis untuk mengaktualisasikan diri di bagi penyandang disabilitas

Menanggapi yang dilanjutkan Asrul dalam tulisannya, bahwa pendidikan dan pekerjaan juga merupakan hak bagi penyandang disabilitas. Akses informasi dan pelayanan dalam bidang tersebut seharusnya menjangkau penyandang disabilitas secara adil dan selayaknya Hak Asasi Manusia. Pembinaan dan pelatihan kerja harusnya menjangkau penyandang disabilitas, khususnya tunanetra dan tidak membanding-bandingkan antara jenis kedisabilitasan satu dengan yang lain. Sehingga dalam proses pendaftaran pada sekolah umum dan proses lamaran kerja pada perusahaan swasta dapat diselenggarakan dengan mengacu pada kompetensi yang dimiliki, bukan kondisi kedisabilitasannya.

Itulah narasi yang dilontarkan oleh salah satu pemuda tunanetra dalam tulisannya pada Lomba Menulis Essay Akhir Tahun DPD PERTUNI Sulawesi Selatan. Tentang usaha, tentang pelabelan terhadap tunanetra, dan sebuah impian untuk mewujudkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Untuk membaca tulisan Andi Asrul, dapat dilakukan dengan cara mengklik link berikut : Baca Essay Andi Asrul Pada Lomba Menulis Essay Akhir Tahun DPD PERTUNI Sulawesi Selatan!

Penulis: Ismail Naharuddin

Post a Comment for "Memberdayakan Tunanetra di Tengah Masyarakat, Sebuah Tanggapan Untuk Tulisan Andi Asrul"