Kelas Kepenulisan, Motivasi Menulis by Tetta FLP Makassar

MAKASSAR - Kelas Motivasi Menulis yang diselenggarakan DPD PERTUNI Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Forum Lingkar Pena Makassar pada Minggu, (24/1) berlangsung penuh antusias. Pembawaan yang santai dari pemateri yang tak lain adalah Tetta, Ketua FLP Makassar disambut hangat oleh para peserta tunanetra yang memenuhi ruang Sekretariat DPD PERTUNI Sulawesi Selatan. Acara ini dilakukan untuk meningkatkan wawasan tunanetra dalam dunia kepenulisan serta menambah produktifitas menulis.

Gambar Suasana Kelas Kepenulisan

Mengawali forum diskusi, Tetta menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan sebagai upaya untuk mengabadikan diri.

"Naruto mati, Boruto mati, Sasuke mati, Doraemon mati, Lufi mati, Saitama mati. Semua yang bernyawa pasti akan mati. Kecuali satu, tulisanmu."

Ia menambahkan, jika ingin mahir menulis, haruslah banyak-banyak membaca. Tapi jangan cepat naik level. Semua ada prosesnya. Cukup yang ringa-ringan seperti karya Tere Liye, Firsa Bersari, dan Boy Candra.

Kenapa kita harus menulis? Tetta menguraikan 3 alasan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, Manusia memiliki keterbatasan ingatan. Tidak ada manusia yang sempurna. Sehingga hal-hal yang dialami ataupun ditemuinya akan mampu menjadi pengingat jika ia mengabadikannya dalam tulisan. Bahkan, Tetta sedikit berceloteh ketika mengatakan kalau menulis bisa mengobati patah hati.

Selanjutnya, banyaknya kebenaran yang sengaja disembunyikan. Contoh dalam karya Promoedya Ananta Toer, ditemukan hal-hal yang baru namun tidak terdapat dalam pelajaran sejarah. Hal ini berguna untuk mengungkapkan fakta-fakta yang disembunyikan pihak-pihak tertentu terhadap peristiwa atau kejadian yang secara kebetulan kita saksikan.

Selain itu, alasan untuk harus menulis adalah melawan penindasan. Dengan begitu, secara tidak langsung akan membantu masyarakat lemah yang menderita akibat kebijakan pihak-pihak yang merugikan.

Adapun waktu yang baik untuk menulis adalah setelah membaca. Dengan membaca tentu akan menambah modal pengetahuan sehingga dapat menjadi bahan tulisan. Selain itu, tulisan yang lahir juga bisa menjadi pembanding terhadap tulisan yang dibaca sebelumnya.

Kegiatan mengunjungi suatu tempat seperti objek wisata, pedesaan, dan sebagainya juga bisa menjadi bahan tulisan. Waktu tersebut juga sangatlah baik untuk menulis pengalaman selama perjalanan atau selama berada di tempat tersebut.

Pengalaman mengikuti forum-forum diskusi juga dapat dijadikan sebagai tulisan. Gagasan-gagasan baru, perspektif, dan hal-hal berkesan selama forum berlangsung dapat diceritakan sekadar untuk mengabadikan aktivitas. Gunakanlah waktu tersebut untuk mengukir tulisanmu!

Kegiatan menulis adalah hal yang bermanfaat. Di antaranya ialah menambah wawasan. Menurut Tetta, satu ditambah satu tidak selamanya harus sama dengan dua. Satu tambah satu bisa sama dengan empat dikurang dua atau tiga dikurang satu. Setiap penulis tentu mempunyai sudut pandang masing-masing. Sebab, tidaklah heran apabila banyak penulis yang mendeskripsikan sesuatu dengan cara yang berbeda-beda. Bahkan beberapa di antaranya ada yang berbeda pendapat.

Tetta menambahkan, bahwa manfaat selanjutnya dari menulis adalah membantu pemerintah untuk mencerdaskan bangsa. Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan, bisa bermanfaat dan menjadi pengetahuan bagi pembaca apabila disajikan dengan baik. Bahkan cerita fiksi dengan amanat yang terkandung di dalamnya seharusnya mampu memberikan perspektif kepada orang-orang yang menikmati bacaan tersebut. Sehingga, secara tidak langsung menulis dapat menjadi ladang ibadah untuk menyebarkan kebaikan. Hal-hal lain yang merupakan manfaat dari kegiatan menulis adalah, mengurangi stress serta memerdekakan diri sendiri.

Satu lagi manfaat jika memiliki kemampuan menulis. Ialah mendapatkan penghasilan. Dengan hadirnya berbagai macam pekerjaan bidang kepenulisan seperti penulis buku, content writer, copywriter, ghostwriter, freelancer, penulis biografi dan jurnalist memberikan peluang yang menjanjikan kepada seorang penulis.

Selanjutnya strategi menulis ala Tetta ialah, hilangkan kata pi dalam memulai menulis. Nantipi, besokpi, sebentarpi itulah sebenarnya yang menjadi penghambat lahirnya sebuah tulisan. Jangan sampai menunda apalagi jika saat ini adalah waktu yang tepat. Sisihkan sedikit waktu kosong untuk mengambil peralatan menulis. Kemudian sediakan kopi atau minuman lainnya sebagai penghangat dalam Tempat Kejadian Penulisan (TKP). Dan pastikan berada dalam tempat yang nyaman, matikan data seluler, fokuslah menyelesaikan tulisan, tidak sambil mengedit, serta download KBBI dan Thesaurus.

Kebiasaan seorang penulis adalah mengedit tulisan sebelum tulisan tersebut diselesaikan. Menurut Tetta, menulis dan mengedit adalah dua kegiatan yang berbeda. Menulis untuk membuat tulisan, sedangkan mengedit untuk merevisi tulisan. Keduanya dikerjakan di waktu yang berbeda pula. Maka dari itu, fokuslah untuk merampungkan tulisan terlebih dahulu sebelum mengedit.

Satu hal yang juga ditekankan oleh penulis dengan karya cerpen "Perempuan Dilarang Bahagia" ini adalah, setiap orang mempunyai hak untuk mengkritisi tulisan kita, namun kita juga tetap mempunyai hak untuk terus menulis. Seiring dengan kehadiran orang-orang yang menyukai karya kita, tentu juga akan menghadirkan orang-orang yang tidak senang dengan tulisan kita. Hal ini termasuk ke dalam hal lumrah, karena kehadiran orang-orang yang kontra terhadap tulisan kita, maka akan berpeluang melahirkan pembanding terhadap gagasan kita sebelumnya yang pada akhirnya akan membentuk satu keanekaragaman perspektif yang dapat menjadi referensi bagi masyarakat.

Penulis: Ismail Naharuddin

Post a Comment for "Kelas Kepenulisan, Motivasi Menulis by Tetta FLP Makassar"